TEORI KEPERAWATAN
“VIRGINIA HENDERSON”
Di susun :
Andi wilianto
Andi firman
M. Iqbal s.
Universitas bakti Indonesia
Banyuwangi
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikanmakalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ”Teori Keperawatan
Virginia Henderson”.
Makalah ini
berisikan informasi tentang definisi keperawatan menurut Virginia
Henderson” atau yang lebih
khususnya membahas model keperawatan Virginia Henderson, serta konsep utama teori
Henderson. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang definisi keperawatan menurut
Virginia Henderson.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Pasirian, 28 Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1. 2 Perumusan Masalah
1. 3 Tujuan
1. 4 Manfaat
1. 5 Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Teori Keperawatan Virginia Henderson
2. 2 Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson
2. 3 Model Keperawatan Virginia Henderson
2. 4 Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan
2. 5 Konsep Utama Teori Henderson
2. 6 Keyakinan dan Tata Nilai Teori Henderson
2. 7 Penegasan-Penegasan Teorotis
2. 8 Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan
2. 9 Tujuan Keperawatan Menurut Henderson
2. 10 Karakteristik Bekerja Menurut Teori Virginia Henderson
BAB III PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
3. 2 Saran
DAFTAR.PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat
sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk
kesehatan, pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat
melakukannya sendiri jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau
pengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955; Henderson, 1996). Proses keperawatan
mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalah kebebasan. Henderson dalam
teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua orang dan
mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini : fisiologis, psikologis,
sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama perawat dan klien
bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai tujuannya, tujuan
keperawatan menurut Virginia Henderson 1955 bekerja secara bebas dengan pekerja
pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan Alligood, 2006), membantu klien
mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut
Henderson yaitu perawat membantu klien melaksanakan empat belas dasar kebutuhan
Henderson, 1966.
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model
konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu
mengkaji individu baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan
kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang
dimilikinya diantaranya : pertama, manusia akan mengalami
perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang
kehidupan; kedua, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada
dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan kesehatan; ketiga,dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan
aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.
I.2 Perumusan Masalah
1.
Apa definisi teori keperawatan menurut Virginia
Henderson ?
2.
Bagaimana model keperawatan menurut Virginia Henderson
?
3.
Apa hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
?
4.
Apa saja konsep utama teori Virginia Henderson ?
5.
Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia
Henderson ?
6.
Bagaimana mengaplikasi teori Henderson dalam proses
keperawatan ?
7.
Apakah tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson ?
I.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk menetahui :
Ø Definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson
Ø Model keperawatan menurut Virginia Henderson
Ø Hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
Ø Macam-macam konsep utama teori Virginia Henderson
Ø Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson
Ø Sistem aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan
Ø Tujuan dari keperawatan menurut Virginia Henderson
I.4 Manfaat
Dapat meningkatkan
pengetahuan tentang teori keperawatan menurut Virginia Henderson. Serta
menambah bahwa pentingnya mempelajari teori ini untuk melaksanakan praktik
keperawatan.
I.5 Metode Penulisan
· Studi pustaka dengan mencari buku-buku yang berhubungan
dengan teori keperawatan menurut Virginia Henderson
· Pencarian data
melalui internet dan translate
· Proses penulisan
makalah
· Penyuntingan dan pengetikan
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Teori Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson lahir
di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan keperawatan selama
Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu personel militer yang sakit
atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat
Militer di Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar B.S.
dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi
asosiet riset di Yale UniversitySchool of Nursing. Ia menerima gelar Honorary
Doctoral dari Catholic University of America, Pace University,
University of Rochester, University of Western Ontario, dan Yale University.
Bukunya yang di publikasikan antara lain The Nature of Nursing (1960), Basic
Principles of Nursing Care (1960), dan The Principles and
Practice of Nursing (1939).
II.2 Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson
Virginia Henderson
memperkenalkan definition of nursing (definisi keperawatan).
Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.
Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip
kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan Henderson
dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri kemudian
mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional.
Menurutnya, tugas unik perawat adalahmembantu individu, baik dalam keadaan
sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktifitas guna
mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan
damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki
kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Di samping itu,
Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The
Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat
adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin.
Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan
tetapi, perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi
pasien.
II.3 Model Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson adalah ahli teori
keperawatan yang penting yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan
sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model konseptualnya pada awal
1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri. Masalah
intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam layanan
kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai 1950-an,
perawat lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah
orang pertama yang mencarifungsi unik dalam keperawatan.
Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:
Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:
Ø Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
Ø Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada
penyembuhan gangguan fungsi fisik semata
Ø Fakta bahwa
mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak mungkin
dilakukan pada masa itu
Ø Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki
selama karier keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan
kesehatan
Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari
kaperawatan, perubahan sosial tidak diragukan lagi memainkan peranan besar
dalam perkembangan pandangan dan ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu
kebetulan bahwa ilmi perilaku memiliki pengaruh besar pada pandangan dan
pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an. Oleh karena itu inisiatifnya
diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek psikososial dari
perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan model
konseptual oleh International Council of Nurses (ICN).
Konstribusi penting oleh Henderson (1966) adalah
definisi keperawatan berikut yang saat ini menjadi definisi yang sudah diterima
secara umum :
“Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, sehat atau sakit,
dalam hal memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat
ia lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan.
Dan melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian
secepat mungkin.”
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke,
yang banyak melakukan penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan
teori-teori Thorndyke dan definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson
memberi tugas keperawatan menjadi empat belas jenis tugas yang berusaha untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi empat belas
kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan
bahwa :
v Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi
v Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi
pasien sebanyak mungkin
Sayangnya, tidak selalu memungkinkan bagi seseorang untuk menempatkan diri
pada posisi pasien, dan kalaupun memungkinkan hal tersebut tidak selalu pas.
Pada situasi ini kebutuhan pasien sulit untuk dipenuhi.
Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia
merujuk pada semua kebutuhan dasar dari setiap manusia. Agar perawat dapat
membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan
keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan
dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai contoh
adalah :
ü Rumah sakit umum
ü Rumah sakit jiwa
ü Institusi untuk penderita cacat mental
ü Rumah perawatan
ü Keperawatan distrik
ü Perawatan di rumah
Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat
tidak terbatas hanya di rumah sakit umum. Henderson juga menekankan
pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia menggambarkan
rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan
yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
· Urutan aktifitas
yang harus dilakukan
· Aktifitas perawat
yang harus dan tidak boleh dilakukan
· Perubahan-perubahan
yang harus dibuat
Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai
berikut :
· Fungsi unik dari
keperawatan
· Upaya pasien ke
arah kemandirian
· Asuhan keperawatan
dasar berdasarkan kebutuhan dasar
· Perencanaan asuhan
yang akan diberikan
Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi
keperawatan. Perawat menyadari fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini
menandai era baru ketika profesi mulai menelaah sifat aktual dari kerja
keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya. Komitmen menuju kemandirian
dan autonomi pada pasien juga menandai era baru tersebut. Sebelumnya, terdapat
kecenderungan bagi perawat untuk mencoba melakukan semuanya bagi pasien.
Penggunaan kerangka kerja berdasarkan kebutuhan untuk membimbing pemberian
asuhan dan terutama penekanan pada kebutuhan untuk merencanakan asuhan
merupakan prinsip yang sama pentingnya, karena menandai mulainya perawat
berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya.
Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh
tindakan terapeutik dari dokter.
II.4 Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan
Ø Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah
satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai
unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan
fisiologis dan emosional.
Ø Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan
kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Ø Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan
dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan
berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan
kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit
adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga
dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
Ø Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia
sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari
keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya
sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan
kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat
melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan
keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut.
II.5 Konsep Utama Teori Henderson
Konsep utama dalam teori
Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
1. Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang
membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang
damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar
manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan.
Keempatbelas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bernapas secara
normal
2. Makan dan minum
dengan cukup.
3. Membuang kotoran
tubuh.
4. Bergerak dan
menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan
istirahat.
6. Memilih pakaian
yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh
tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.
8. Menjaga tubuh
tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
9. Menghindari bahaya
lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
11. Beribadah sesuai
dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan
tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau
terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui
atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan
kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Keempatbelas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di
klarifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis,
psikologis, sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan dasar poin
a-i termasuk komponen kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk
komponen kebutuhan psikologis,poin k termasuk kebutuhan spiritual,
dan komponen l dan m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga
menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama
lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka
merupakan satu kesatuan (unit).
Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan
dasar yang harus menjadi fokus asuhan keperawatandipengaruhi oleh :
· Usia
· Kondisi emosional
(mood dan temperamen)
· Latar belakang
sosial dan budaya
· Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan;
kemampuan dan ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif;
status mental.
2. Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu,
baik dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat
mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan
berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan
fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar
seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting
daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan
kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan
kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang
cukup.
4. Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait
dengan aspek lingkungan.
a. Individu yang
sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan menghambat
kemampuan tersebut.
b. Perawat harus
mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus
memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan
hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan resep.
e. Perawat harus
meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang konstruksi
bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu
tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya
bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin
hubungan antara perawat dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien
terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga
hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai
pengganti (subtitute) bagi pasien.
2. Perawat sebagai
penolong (helper) bagi pasien.
3. Perawat sebagai
mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasienyang gawat, perawat berperan
sebagai pengganti (subtitute) di dalam memenuhi kekurangan pasien akibat
kekuatan fisik, kemampuan, atau kamauan pasien yang berkurang. Di sini perawat
berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien
berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper)
untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya.
Kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak
bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, parawat berusaha keras saling
bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai mitra (partner),
perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski
diagnosisnya berbeda, setiap pasien memiliki kebituhan dasar yang harus
dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasiberdasarkan kondisi
patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status
sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter,
Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti
perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan
seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan
lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen
kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan
oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh dokter. Hubungan
perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat digambarkan sebagai berikut.
II.6 Keyakinan dan Tata Nilai Teori Henderson
Dokter
Gambar 5.3. Hubungan perawat-pasien-dokter
Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang
memiliki keterkaitan hidup secara individual selama daur kehidupan, dari fase
ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan usia, keadaan, dan lingkungan.
Perawat merupakan penolong utama klien dalam melaksnakan aktifitas penting guna
memelihara dam memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai.
Bantuan ini dinerikan oleh perawat karena kurangnya pengetahuan, kekuatan, atau
kemauan klien dalam melaksanakan 14 komponen kebutuhan dasar.
II.7 Penegasan-Penegasan Teorotis
v Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :
1. Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
2. Perawat sebagai helper (penolong).
3. Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.
Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat
kelihatan sepertipengganti apa-apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya
menjadi lengkap, utuh, atau bebas karena berkurangnya kekuatan fisik,
kemauan atau pengatahuan. Selama kondisi pemulihan (convalescence),
perawat membantu pasien meraihatau mendapatkan kembali kemandiriannya.
Henderson menyatakan kemandirian adalah yang relatif. Tidak adasatupun
dari kata tidak bergantung dengan yang lain, tetapi kita berusaha keras
bagi saling bergantung meraih kesehatan, bukan bergantung dalam
sakit. Perawat harus bisa mencermati tidak hanya kebutuhan-kebutuhan
pasien, tetapi juga kondisi-kondisi tersebut dan kondisi patologis yang
merubahnya.
Perawat dapat mengubah lingkungan dimana dia anggap perlu. Henderson
percaya di setiap situasi para perawat yang mengetahui reaksi-reaksi fisiologis
dan psikologis terhadap suhu dadan, cahaya dan warna.
Perawat dan pasien selalu berusaha mencapai satu tujuan, apakah berupa
kesembuhan atau kematian yang damai. Salah satu tujuan perawat harus menjaga hari-hari
pasien senormal mungkin. Menjadikan sehat adalah tujuan penting alinnya oleh si
perawat.
v Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas
unik yang di miliki perawat dari para dokter. Rencana perawatan, yang di
rumuskan oleh perawt dan pasien bersama-sama, harus di jalankan dengan suatu
cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang di tentukan dokter.
Perawat sebagai anggota tim medis. Pekerjaan-pekerjaan
perawat saling bergantungan dengan pekerja-pekerja kesehatan lainnya. Perawat
dan anggota tim lainnya saling membantu menjalankan program perawatan penuh,
tetapi mereka sebaiknya tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan milik orang lain.
Henderson mengingatkan kita tidak seorang pun di dalam tim memberi beban kepada
anggota lainnya, dimana siapapun mereka tidak sanggup untuk melakukan tugas
khususnya tersebut.
II.8 Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan
Definisi ilmu keperawatan
Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan menunjukkan bahwa
perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada
pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien,
yang semula bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu
pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent)
dengan mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14
komponen penanganan perawatan dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien
berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan
metode observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setalah data
terkumpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan
pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan
diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut
Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi
kebutuhannya-dengan atau tanpa bantuan-serta dengan mempertimbangkan kekuatan
atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi
aktivitas penyusunan rencana perawatan sesuai kebutuhan individu-termasuk
di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan-serta dokumentasi
bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sakit atau sehat.
Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi
kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna memelihara
kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya
meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual,
bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan
emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Tarakhir, perawat
mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian
pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
II.9 Tujuan Keperawatan Menurut Henderson
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang
dikemukakan oleh Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan
membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana
pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko,
cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi
model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat
adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau
memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien.
Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan
pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola
intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah,
menguatkan kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.
II.10 Karakteristik Bekerja Menurut Teori Virginia Henderson
Henderson menulis
definisi dari keperawatan sebelum pengembangan konsep dan teori tentang
keperawatan. Niatnya adalah untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi khusus perawat
untuk melakukan dan menjelaskan dasar teoritis dalam praktik keperawatan. Namun
demikian, beberapa ciri dari teori dibahas dalam capter 1 dapat diterapkan
untuk bekerja Henderson.
1. Teori ini dapat menjadi konsep sedemikian rupa untuk menciptakan cara
berbeda dalam memandang suatu fenomena tertentu.
Henderson menggunakan konsep kebutuhan dasar manusia, biophysiology, budaya,
dan komunikasi interaksi. Konsep-konsep yang dipinjam dari disiplin lain
daripada yang unik untuk keperawatan. Di satu sisi, orang mungkin melihat
koleksi-konsep ini sebagai teori tingkat menengah sejak menggambarkan praktik
keperawatan adalah tujuan utama dari Henderson.
Kebutuhan manusia
Hierarki Maslow cocok dengan empat belas komponen dasar. Sembilan komponen
pertama adalah kebutuhan fisiologis dan keamanan. Sisa lima komponen berurusan
dengan cinta dan memiliki, penghargaan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Henderson menggunakan konsep biophysiological ketika dia menekankan pentingnya
fisiologi dan saldo fisiologis dalam membuat keputusan tentang perawatan.
Konsep budaya karena mempengaruhi kebutuhan manusia adalah belajar dari
keluarga dan kelompok-kelompok sosial lainnya. Karena itu, Henderson
menunjukkan bahwa perawat tidak mampu untuk sepenuhnya menginterpretasikan atau
menyediakan semua persyaratan untuk individu kesejahteraan. Paling-paling hanya
perawat dapat membantu individu dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Konsep interaksi-komunikasi dapat dilihat dalam tulisan-tulisan Henderson. Dia percaya kepekaan terhadap komunikasi nonverbal adalah penting untuk mendorong ekspresi perasaan. Selain prasyarat untuk memvalidasi kebutuhan pasien adalah hubungan perawat-pasien construktive. Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa konsep dapat diidentifikasi dari definisi keperawatan dan empat belas komponen perawatan. Setiap konsep ini dapat saling terkait untuk menggambarkan keperawatan seperti yang dilihat oleh Henderson. Dengan demikian, ia menciptakan cara baru untuk memahami hubungan beberapa konsep dalam definisi nya keperawatan. Bagaimana konsep-konsep saling masih harus diuji.
Konsep interaksi-komunikasi dapat dilihat dalam tulisan-tulisan Henderson. Dia percaya kepekaan terhadap komunikasi nonverbal adalah penting untuk mendorong ekspresi perasaan. Selain prasyarat untuk memvalidasi kebutuhan pasien adalah hubungan perawat-pasien construktive. Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa konsep dapat diidentifikasi dari definisi keperawatan dan empat belas komponen perawatan. Setiap konsep ini dapat saling terkait untuk menggambarkan keperawatan seperti yang dilihat oleh Henderson. Dengan demikian, ia menciptakan cara baru untuk memahami hubungan beberapa konsep dalam definisi nya keperawatan. Bagaimana konsep-konsep saling masih harus diuji.
2. Teori harus logis di alam.
Definisi
Henderson dan komponen yang logis. Perawat membantu individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang berkontribusi terhadap kesehatan, pemulihan, atau
kematian yang damai dan mendorong kemandirian secepat mungkin. Empat belas
komponen panduan bagi individu dan perawat dalam mencapai tujuan yang dipilih.
Komponen mulai dengan fungsi fisiologis dan pindah ke aspek psikososial yang
dapat menyampaikan bahwa operasi tubuh merupakan prioritas ke status emosional
atau kognitif.
3. Teori harus digeneralisasikan secara relatif dan sederhana.
Hendersons yang bekerja relatif sederhana namun digeneralisasikan dengan
beberapa keterbatasan. Karyanya dapat diterapkan pada kesehatan individu dari
segala usia. Perawat berfungsi di berbagai tingkat dan dalam berbagai budaya
telah menggunakan definisi Henderson dan komponen dalam praktek mereka. Sebuah
kelemahan penting adalah kurangnya pengujian empiris untuk menentukan
generalisasi definisi dan empat belas komponen.
4. Teori dapat menjadi basis untuk hipotesis yang dapat diuji.
Henderson definisi keperawatan tidak dapat dilihat sebagai sebuah teori, oleh
karena itu, adalah mustahil untuk menghasilkan hipotesis. Namun, beberapa
pertanyaan untuk menyelidiki definisi keperawatan dan empat belas komponen
mungkin berguna. Beberapa contoh pertanyaan-pertanyaan ini:
·
Apakah urutan empat belas komponen diikuti oleh
perawat di Amerika Serikat dan negara-negara lain?
·
Apa prioritas yang jelas dalam penggunaan fungsi
keperawatan dasar?
·
Apakah perawat awalnya memberikan perawatan untuk
menyajikan masalah medis dan kemudian menggunakan fungsi yang unik?
·
Yang daerah khusus klinis praktik keperawatan
menyertakan atau mengecualikan komponensepuluh lewat empat belas?
Henderson adalah
seorang penganjur untuk melakukan penelitian di keperawatan. Dia nikmat
penelitian diarahkan untuk meningkatkan praktek daripada yang dilakukan sebagai
usaha akademis atau teoritis.
5. Teori berkontribusi dan membantu dalam meningkatkan tubuh secara umum
pengetahuan dalam disiplin melalui penelitian dilaksanakan untuk memvalidasi
mereka.
Ide Henderson praktik keperawatan diterima dengan baik di seluruh dunia sebagai dasar untuk perawatan. Namun, dampak dari definisi dan komponen belum ditetapkan melalui penelitian. Studi empiris yang dirancang dengan baik diperlukan untuk menentukan kontribusi Hendersons untuk pengetahuan tentang praktek keperawatan di seluruh dunia dan hasil pasien. Hal ini akan membantu memvalidasi keyakinan Henderson tentang fungsi unik dari keperawatan.
Ide Henderson praktik keperawatan diterima dengan baik di seluruh dunia sebagai dasar untuk perawatan. Namun, dampak dari definisi dan komponen belum ditetapkan melalui penelitian. Studi empiris yang dirancang dengan baik diperlukan untuk menentukan kontribusi Hendersons untuk pengetahuan tentang praktek keperawatan di seluruh dunia dan hasil pasien. Hal ini akan membantu memvalidasi keyakinan Henderson tentang fungsi unik dari keperawatan.
6. Teori dapat dimanfaatkan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek
mereka.
Idealnya, perawat akan meningkatkan praktik keperawatan dengan menggunakan
definisi Henderson dan empat belas komponen untuk meningkatkan kesehatan
individu dan dengan demikian mengurangi penyakit. Hasil akhir yang diinginkan
akan menjadi ukuran tingkat pemulihan, promosi kesehatan dan pemeliharaan, atau
kematian yang damai.
7. Teori harus konsisten dengan teori valideted lainnya, hukum, dan
prinsip-prinsip tetapi akan meninggalkan pertanyaan tak terjawab terbuka yang
perlu diselidiki.
Ada potensi untuk perbandingan untuk definisi Henderson dan komponen dengan teori divalidasi, hukum, dan prinsip-prinsip. Konsep kebutuhan dasar manusia, budaya, kemandirian, dan interaksi-komunikasi secara luas diteliti oleh peneliti perawat serta mereka dalam disiplin sosial dan psikologis. Pada 1980-an, Henderson menulis keperawatan yang harus menerima tanggung jawab untuk melakukan investigasi pada praktek keperawatan. Selanjutnya, fokus harus pada pengukuran kesejahteraan konsumen, kepuasan, dan efektivitas biaya.
Ada potensi untuk perbandingan untuk definisi Henderson dan komponen dengan teori divalidasi, hukum, dan prinsip-prinsip. Konsep kebutuhan dasar manusia, budaya, kemandirian, dan interaksi-komunikasi secara luas diteliti oleh peneliti perawat serta mereka dalam disiplin sosial dan psikologis. Pada 1980-an, Henderson menulis keperawatan yang harus menerima tanggung jawab untuk melakukan investigasi pada praktek keperawatan. Selanjutnya, fokus harus pada pengukuran kesejahteraan konsumen, kepuasan, dan efektivitas biaya.
BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan
Konsep keperawatan yang
dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya tentang teori keperawatan
dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas.
Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh
sebagian besar perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan
di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang untuk memandu
kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk
publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh.
Jika saran dapat dibuat
untuk meningkatkan konsep keperawatan Henderson, itu adalah penggabungan teori.
Sebagai contoh, akan menarik untuk melihat bagaimana holisme atau teori sistem
umum menjelaskan hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi
dari ada tidaknya daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk
memperjelas apa yang perawat harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah
selain fisik.
Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi keperawatan,
ia pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam pengembangan praktik
keperawatan, pendidikan, dan, lisensi. Karyanya harus dianggap sebagai awal dan
dorongan bagi perawat mengejar gelar akademis tertinggi. Ini sangat penting
untuk analisis praktik keperawatan dan untuk mengidentifikasi dan menguji teori
dasar untuk perawatan pasien.
III.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi
mempelajari tentang teori-teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui
pengetahuan tentang teori keperawatan menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa
mampu memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat
untuk menjelenkan praktik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Ns. S. Kep.
2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG.
Basford, Lynn dan
Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta :
Penerbit Buku Kedokterran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S.
Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik KeperawatanProfesional di Rumah
Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktikkeperawatan. New York:Macmillan.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktikkeperawatan. New York:Macmillan.